Cinta pertama dan semua hal yang ingin aku kenang

Jumat, 29 Januari 2016

22 Tahun 5 Bulan



“Ini catatan saat aku berumur 22 tahun 5 bulan. Saat ini aku baru lulus dan sedang menunggu tanggal wisuda, aku juga sudah mulai mencari kerja. Hai aku di masa depan, apakah jalan hidup dan masa depanku cemerlang? Aku tak lupa berdo’a dan berusaha untuk itu, jadi tenang saja”
Hai azmi fuad al-kamil, maaf aku kembali menggunakan namamu lagi. Aku bukannya merindukanmu lagi, tapi semua tulisan yang aku buat adalah tentangmu, jadi aku terlanjur  nyaman dengan gaya tulisan seakan berkomunikasi denganmu. Malam ini entah mengapa otakku menelisik masa lalu, mengingat mimpi – mimpi yang pernah aku punya. Menjadi dokter anak, menjadi guru freelencer untuk anak – anak yang kurang beruntung, menjadi jurnalis yang dikenal dunia, menulis buku – buku best seller, dan tentunya memilikimu. Hahahah. Lalu aku kembali melihat tulisan yang aku buat beberapa bulan terakhir. Mimpiku ternyata berbeda, saat ini impianku hanya sedangkal selokan. Berhasil menurunkan berat badan, lulus kuliah dengan nilai baik, memiliki tubuh ideal, memiliki kemampuan komunikasi dengan baik, memiliki wajah mulus tanpa jerawat dan flek hitam, bisa make up, melek fashion, segera mendapatkan pekerjaan yang baik dan sudah tidak ada lagi mimpi tentangmu. Saat ini, aku hanya menuliskan betapa bersyukurnya aku pernah jatuh cinta padamu dan harapan agara kamu memiliki pendamping hidup seperti yang kamu idamkan dan tentunya memiliki jalan hidup yang baik.
Aku tidak heran kenapa semua mimpi putih abu – abuku tak terwujud, alasannya karena aku sama sekali tidak mengusahakan untuk itu. Selama aku duduk di bangku kuliah, aku hanya sibuk memuja artis korea yang sedang tenar dan sibuk menyaksikan jalan hidup yang dibuat oleh penulis drama korea. Aku jarang belajar, hanya belajar saat akan ujian, tugas selalu aku kerjakan mepet – mepet, karya yang aku hasilkan sedikit. Dan parahnya aku saat ini sedang bermasalah dengan berat badan, semakin hari berat badanku semakin naik dan tubuhku sekarang sudah melar, hingga tak layak disebut gadis. Waktu senggangku banyak, tapi keinginanku tidak cukup kuat untuk menurunkan berat badan.  Kenapa aku malah membahas ini ya?
 

Ditulis : 5 Oktober 2015

Foto "Mr. Warn and Cozy"



Kamil, Mr. Warm and Cozyku dulu. Apa kabar? Aku kembali ingin menyemangati dan merefleksikan diriku melalui foto yang sama. Di foto itu kamu memakai baju biru hitam, kamu duduk dengan santai, lututmu tertekuk, tanganmu menyatu di depan sambari memegang ponsel. Kamu menggunakan sepatu nike, sama seperti caption yang kamu tulis disana. Kamu menggunakan celana hitam dan resolusi fotonya sangat bagus, kulitmu juga tampak bagus difoto itu. Tapi semua itu tidak penting, pandanganmu memiliki daya tarik tersendiri di foto itu. Pandangan itu sangat ku kenal, dulu. Orang bilang untuk menggerakkan hati, lakukanlah dengan hati. Tampaknya kamu sangat bekerja keras saat mengambil gambar itu. Foto ini mungkin berarti bagi beberapa orang, salah satunya aku. Foto yang mengingatkanku pada sikap hangatmu dulu. Mengingat itu membuatku mengenang banyak hal di dunia putih – biru, salah satu waktu terbaikku. Orang tuamu sudah sangat baik hati telah mewariskan tatapan hangat yang kamu miliki sekarang. Tatapan hangat yang membuat orang nyaman dan terlindungi. Tatapan hangat yang mungkin menjadi salah satu alasan kenapa aku sangat menginginkanmu. Selain tatapan hangat, kamu juga memiliki hati yang hangat. Hati yang mampu menggerakkan hatiku yang lugu menjadi hati yang kuat. Kamu juga salah satu teman yang menyenangkan. Mungkin itu yang bisa membuatku betah bahkan jika hanya untuk menahan manamu di hati. Tidak disangka dari semua hal baik yang ada padamu, aku merasakan cinta. Cinta tertulus yang pertama kali kumiliki, orang – orang menyebutnya cinta pertama. Bagiku kamu cinta yang sangat berharga. Awal kurasakan hal itu aku menjadi sangat gila karena ingin memilikimu, studyku berantakan, otakku dipenuhi olehmu hingga tak muat jika diisi pelajaran. Hingga cita – citaku tidak tercapai, tapi aku tetap diberkahi tuhan untuk hidup dibidang yang sama dengan cita – cita awalku. Terima kasih untukmu karena sudah bertanggung jawab menyemangatiku untuk menggapainya walaupun akhirnya aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk melakukan itu dan memilih jalan yang diberikan tuhan. Cinta pertama itu, yang awalnya menggagalkanku, semakin lama semakin kuselami aku baru merasakan maksudnya. Maksud tuhan memberikan cinta pada manusia. Dengan cinta yang kupendam untukmu, cinta yang tak kunjung terbalas dan cinta yang pasti tidak mungkin terbalas itu adalah pelajaran hidup. Pelajaran hidup yang bermakna harapan, doa dan ketulusan. Harapan yang selalu memacuku bekerja keras, do’a yang tidak berhenti terucap untuk masa depan lebih baik, dan ketulusan yang akan menjadi pelajaran nantinya di hari siang hingga senja. Ketulusan yang selama ini kulakukan untukmu adalah tidak berdo’a pada tuhan agar kau bisa kumiliki. Aku hanya sesekali berharap agar tuhan memberikan orang yang terbaik bagimu. Aku takut, jika aku berharap memilikimu dan tuhan mengiyakan, nanti kamu tidak bahagia, kamu akan menyesali sisa hidupmu dan kamu berubah. Karena jika iya, itu aku yang mendampingimu maka kamu tidak mendapatkan satu yang terbaik, padahal harapan terbesarku untukmu adalah memiliki pendamping terbaik yang bisa menemanimu berjuang menjalani hidup yang indah ini dan kamu akan banyak berucap syukur. Dengan melihat hidupmu bahagia, aku mungkin akan ikut bahagia karena tidak membebanimu. Dengan melihat hidupmu bahagia, maka aku akan memiliki harapan, do’a dan ketulusan yang lebih banyak lagi, karena mungkin kamu akan menjadi salah satu indikator kebahagiaanku, contoh nyata yang diberikan alam untukku dan salah satu motivasi terbesarku dalam lomba nyata kehidupan ini.

Ditulis : 22 juni 2015

Kenyataan



Setelah membaca tulisan – tulisanku dulu yang sengaja kubuat saat ingin mengenangmu, kecewa padamu, bahkan bahagia karenamu aku sedikit malu. Bukan sedikit, tapi banyak, banyaaaaaak, bahkan jumlah butiran beras dalam karung tak bisa menandingi banyaknya rasa maluku. Dulu, aku selalu menyanjung diriku, aku memuja diriku seolah aku putri yang bahkan tak pantas untuk rakyat jelata sepertimu, yah mungkin aku terlalu mencintai diriku sendiri, dan aku pikir aku akan tumbuh dengan baik, menjadi gadis yang cantik, tinggi, baik hati, pintar dan menyenangkan juga tentunya diinginkan banyak pria. Hahaha, aku sampai malu untuk menulis kalimat sebelumnya. Tapi nyatanya do’a salah satu teman yang sering aku sakiti saat SMP dikabulkan oleh tuhan, mungkin ucapanku terlalu menyakitkan untuknya, hingga tuhan mengabulkan do’anya. Aku tumbuh dewasa hanya sebatas usia dan lemak tentunya. ATENG, komedian yang sudah tak lagi didunia ini, beliau gemuk dan juga pendek. Itulah do’a yang sering dia ucapkan untukku. Ah, sangat disayangkan. Aku rasa aku akan menjadi insan yang akan lebih baik jika dikaruniai tubuh yang tinggi setidaknya 155 cm saja oleh tuhan. Tapi aku yakin ada jalan indah lain yang disiapkan tuhan khusus untuk keadaanku saat ini. Saat ini aku berumur 22 tahun hanya dengan tinggi badan 142 cm, dan berat badan yang semakin bertambah setiap harinya, ditambah lagi dengan aku juga gadis malas, tidak rapi, malas mandi, malas belajar, kurang kemampuan komunikasi, kurang keinginan belajar, bodoh, penggosip, tidak mandiri, penakut, dan ah.... masih banyak lagi hal – hal buruk yang jadi ciri khasku, jika aku menuliskan semuanya aku yakin 1 halaman saja tidak akan cukup. Oh ya, aku juga gadis dengan wajah yang kurang bisa di nilai sebagai gadis, di usiaku sekarang, sudah banyak flek hitam yang tumbuh di wajahku akibat ulah tangaku sendiri, belum lagi kantung mata yang sudah sedikit keriput, dan tentunya pipi yang sangat besar hal itu membuatku sering dipanggil ibu oleh petugas pelabuhan atau satpam bank. Hahahaha..... sangat sempurna untuk menjadi seorang gadis yang menjadi daftar blacklist pria untuk menjadi teman hidup. Aku masih percaya tuhan sudah menyiapkan jalan terindah untukku, karena aku juga tak lupa berdo’a untuk kebaikanku.
Dan sekarang, kamu yang dalam tulisanku kuibaratkan sebagai rakyat jelata yang tak mungkin diinginkan seorang putri sepertiku tumbuh menjadi seorang laki – laki yang sangat sempurna, tinggi, baik hati, bijaksana, tampan, hangat, dan kamu berhasil memiliki hati putri – putri tersempurna yang pernah ada. Yah aku memang tebal muka jika aku tak malu. Kamu tahu, sebenarnya aku memiliki sisi sombong juga. Dulu aku menganggap aku lebih baik diantara teman – teman kita, baik itu perempuan atau laki – laki. Tapi nyatanya mereka semua tumbuh dan melakukan semua hal dengan sangat baik untuk menyambut kehidupan dewasa. Sedangkan aku, hanya mengikuti arus, seperti kotoran yang mengikuti arus sungai, sering tersendat di bebatuan, di akar tanaman pinggir sungai atau bahkan menyatu dengan kotoran lain. Tampaknya aku yakin tidak menyiapkan semua hal dengan baik dalam perjalananku untuk tumuh dewasa.
Saat ini, semua cerita berbalik. Semakin dewasa aku semakin menyadari dan kerap kali aku menggambarkan diriku sebagai seorang pembantu diistana yang bahkan tak mungkin dikenal olehmu saat aku menuliskan kembali cerita tentang kita. Hahaha, waktu benar – benar bisa mengubah semuanya. Aku yang dulunya tidak memanfaatkan waktu, sekarang dikhianati waktu, kamu yang sangat menghargai waktu, sekarang berteman baik dengan waktu. Disaat aku masih sibuk untuk berbenah diri sekarang kamu sudah tinggal menikmati hasil panen yang sudah kamu kerjakan bertahun – tahun lamanya.
Ini memalukan, tapi tolong bantu aku berdo’a, siapa tahu do’amu lebih cepat didengar tuhan. Tolong mohonkan agar aku bisa menjadi jauh lebih baik dari sekarang, agara aku berhasil dengan usaha diet penurunan berat badanku, agar aku lebih percaya diri dan lebih berusaha lagi untuk bisa bermetamorfosa dari itik buruk rupa menjadi angsa putih yang cantik. Oh ya, terima kasih sudah membantuku tumbuh dewasa dan menganali rasa sakit.

Ditulis : 3 Juni 2015

Penjaga Mimpi



Hai azmi fuad al-kamil, pangeran tampan baik hati yang mempesona. Karena itu kamu yg duduk tersenyum dan menatap penuh wibawa juga hangat aku ingin menulis lagi. Entah menelisik masa lalu atau menghayal masa depan. Aku baru saja menonton film, judulnya hanamizuki (sedang berbunga). Film yang indah ini menceritakan cinta sepasang remaja desa di jepang yang dipermainkan takdir. Tokoh laki – lakinya mirip sekali denganmu, dia memiliki tatapan dan perilaku yang hangat, juga dia orang yang tidak memiliki mimpi, dia menerima apa yang terjadi di hidupnya, kehidupannya setiap hari seperti air yang mengalir. Kamil, dulu saat aku bertanya tentang mimpimu, aku ingat sekali jika kamu ingin menjadi seorang pilot atau apalah yang berhubungan dengan pesawat terbang. Ada hal yang lupa aku tanyakan saat itu, Kenapa kamu memiliki mimpi itu? Setidaknya dengan mengetahuinya aku bisa membantu menjaga mimpimu, mengingatkanmu saat kamu lupa dan memotivasimu seperti yang dulu pernah kamu lakukan padaku, saat aku mulai melupakan mimpiku dan menerima jalan yang tuhan berikan. Mungkin kamu tidak ingat, dulu saat aku baru saja diterima SNMPTN Undangan, kamu satu – satunya orang yang bilang padaku, “tidak usah pulang, tidak ada orang disini, lebih baik kamu berusaha untuk mencapai cita – citamu dulu”, dan sayangnya aku tidak memiliki pilihan dan kepercayaan diri untuk mengikuti saranmu. Kenapa aku selalu berharap memilikimu dari dulu hingga saat ini? Sepertinya sekarang aku tau alasannya. Kamu satu – satunya orang yang bertanya dan mendengar mimpi – mimpiku. Kamu adalah seorang teman yang pernah mencoba merawat mimpiku, sehingga aku yakin jika aku tumbuh dewasa dan menua denganmu, mimpi – mimpiku tidak akan pernah lari, karena kamu akan merawatnya.
Sayangnya kamu tidak memiliki satupun alasan untuk tinggal disisiku. Aku bukan orang bisa merawat hati orang dengan baik, aku orang yang tidak menganggap mimpi orang lain adalah hal yang penting, aku bukan orang yang bisa membuat orang merasa nyaman disampingku, aku mungkin adalah mahkluk tuhan yang paling tidak kamu butuhkan. Aku senang kamu mendapat pendamping yang sama baiknya denganmu. Aku senang kamu tidak pernah memilihku. Karena jika kamu memilihku artinya kamu tidak mendapatkan teman hidup terbaik. Tapi aku yakin jika itu kamu yang memintaku bekerja keras, aku akan bekerja keras hingga tulangku aus, jika kamu memintaku untuk menjadi lebih baik, aku akan berusaha hingga kata lebih baik pun tak pantas untukku. Tapi jika itu kamu, kamu yang memintaku secara pribadi.
Aku sudah berumur 22 tahun, sekarang aku mulai takut dengan kejutan yang akan terjadi di hidupku. Aku takut setelah lulus kuliah aku tak kunjung mendapat kerja yang baik, aku takut tidak bisa melanjutkan pendidikan lagi, aku takut tidak bisa membuat orang tuaku bangga, aku takut mimpi – mimpi kecilku mulai lari, aku takut ada orang baik yang menginginkanku tapi aku bukan orang baik yang bisa menerimanya karena jika orang baik itu bukan kamu mil, aku takut mimpi – mimpiku benar – benar akan hilang, aku takut kehidupan di dunia mimpi dan dunia kanak – kanak segera berakhir, aku takut kehidupan dewasaku tidak semenyenangkan dulu dan saat ini. Banyak yang aku takutkan. Tapi jika orang baik itu kamu mil, aku siap jika harus memikirkan tentang berkeluarga sekarang juga, karena seperti yang aku katakan tadi, jika itu kamu, aku yakin semua mimpi yang aku punya akan terwujud, karena kamu malaikat yang dikirim tuhan untuk menjaga mimpi – mimpi kanak – kanakku yang indah.


Ditulis : 8 April 2015

Senin, 26 Januari 2015

DEWASA



Selamat malam cinta pertama, lama tidak menyapamu. Oh ya, selamat ulang tahun yang ke-8. Bagaimana kabarmu? Kamu baik – baik saja kan? Kamu memiliki waktu – waktu yang menyenangkan kan?
Hei cinta pertama, kita sudah berumur 22 tahun. Akhirnya masa dewasa kita datang, apa kamu senang? Mungkin untukmu masa dewasa sangat kamu nantikan, karena artinya kamu akan segera mandiri, akan segera menjadi orang nomer 1 dalam membela keluarga, akan datang giliranmu untuk menjadikan bahumu tempat bersandar ternyaman untuk orang – orang yang kamu sayang, akan menjadi suami yang baik untuk orang yang kamu cintai, dan akan jadi ayah yang baik untuk anak yang dilahirkan perempuan yang kamu puja. Tapi kehidupan dewasa untukku rasanya masih abu – abu, menakutkan dan tidak menjanjikan. Karena hingga saat ini aku masih menjadi itik buruk rupa, agaknya selama ini aku kurang berusaha untuk menjadi angsa yang cantik.
Hei cinta pertama, apa kita akan benar – benar menjadi dewasa? Aku takut. Aku sangat menikmati mimpi panjang cinta pertama ini, aku belum siap untuk bangun dan berjuang untuk hidupku. Rasanya semua yang aku jalani kemarin hingga hari ini masih menyenangkan, meski tak sedikitpun ada cinta pada pandangan matamu, jabat tanganmu, tutur lembutmu, dan hangat perilakumu dari total 8 tahun kita mengenal satu sama lain.
Hei cinta pertama, jika memang benar – benar tiba saatnya kita dewasa, tolong berikan aku sedikit waktumu untuk setidaknya membantuku memohon kepada tuhan agar aku tidak takut bangun dari mimpi ini, agar aku bisa tumbuh menjadi angsa cantik seperti yang aku impikan, agar aku bisa menemukan pengganti tempatmu di hati. Dan harapan terakhir yang harus kamu mohonkan adalah agar aku tidak serakah untuk terus memilikimu sendirian, agar aku bisa menghapus anggapan bahwa tidak ada yang lebih baik dari kamu.
Hei cinta pertama, mungkin akan menyenangkan jika aku terlahir beribu kali lebih baik dari sekarang. Setidaknya meskipun sedikit, aku pasti bisa merebut sedikit perhatianmu, meminta sedikit cinta darimu dan merasakan indahnya memilikimu.
Hei cinta pertama, tuhan pasti akan membuat hidupmu bahagia, karena tuhan sangat menyukai orang baik hati sepertimu.